Sunday, November 02, 2008

Gak Lolos

Hari Minggu siang ini kita dapat surat pemberitahuan dari Gyosei, TK private yang kita incar selama ini. Hasilnya, gak lolos. Yaah…. Rada kecewa juga sih, tapi emang untuk program pendidikan 2 tahun terbatas lowongannya. Bisa jadi kalau Rui kita daftarin tahun kemarin (utk program 3 tahun) kemungkinan besar masih banyak peluang. Ya sutra lah, emang gak jodoh. Artinya kita harus cari cari lagi TK buat Rui.

Yang peluangnya masih terbuka tinggal TK pemerintah aja. Kalau bisa sih mau tak masukkin ke TK Akemi, dengan pertimbangan jaraknya paling deket dari rumah. Cuma masalahnya rumahku ini (daerah Takasu), bukan perioritasnya Akemi. TK Akemi perioritasnya untuk masyarakat yang tinggal di daerah Akemi. Sedang perioritas untuk daerah Takasu ada di TK Irifune. Wuah, kalo TK Irifune khan lumayan jauh dari rumah. Gak tahu deh, gimana nantinya. Pokoknya bulan ini kita coba daftarin di Akemi, moga moga bisa keterima.

Sekarang aku mau sedikit cerita tentang acara interview di TK Gyosei hari Sabtu kemarin. Yah, siapa tahu bisa jadi bahan masukan buat yang mau masukkin anak anaknya ke TK private di Jepang.

Hari Jumat waktu aku ngantar Rui ke playgroup, dua kali aku lihat ada rombongan keluarga yang kayaknya barusan pulang interview dari Gyosei (emang jadwal interview nya dibagi 2, hari Jumat dan Sabtu. Kebetulan aku dapet yang hari Sabtu). Semua pada dandan formal banget, pake jas item item gitu. Aku langsung rada grogi, mikir kostum buat interview. Bukan soal bajuku, karena walaupun aku belum punya setelan jas item, tapi khan bisa pakai celana panjang kain warna abu abu dan kemeja putih, khan sudah kelihatan formal. Kostum nya suami, aku juga gak kuatir, wong dia juga punya jas resmi juga. Yang aku pikir kostum nya Rui. Lha dia mana punya baju formal. Beberapa waktu yang lalu sudah rundingan sama suami, trus kita putusin buat Rui gak perlu lah formal2 banget, asal pakai celana item dan kemeja berkrah yang warnanya kalem khan sudah cukup. Tapi Jumat itu begitu lihat kostum nya anak2 yang interview di Gyosei, kok rasanya jadi gak pede. Baju yang aku rencanakan buat Rui rasanya kok terlihat sederhana banget.

Sempat nelpun2 suami yang masih kerja di luar kota, ngomongin soal itu. Tak bilang anak anak lain pada dipakaiin rompi ato jas resmi, malah ada yang pakai dasi kupu2 segala. Tapi trus suami bilang, sudahlah bajunya Rui seperti rencana semula aja. Mau beli dadakan juga sudah mepet waktunya, dan biasanya Rui suka rada susah kalau dipakein baju yang lain dari biasanya. Yo wes lah, sluman slumun slamet.

Sabtu pagi pagi kita jalan kaki sampai ke Gyosei. Wuah, ternyata bener juga, hari ini semua pada dandan formal abis. Yang pakai kemeja biasa hanya Rui dan satu lagi anak laki laki yang bapaknya bule. Wes dari pertama kita udah gak pede deh. Kayaknya semua udah siap mental gitu, sementara kita berdua hanya bisa cengar cengir.

Waktu interview dimulai, ternyata gak dilakukan per keluarga, tapi dikelompokkin per 5 keluarga. Kita masuk kelompok pertama. Langsung dimasukkin ke ruangan perpustakaan, di sana sudah siap kepala sekolah (kepsek) dan gurunya. Di ruangan ini kita juga tambah panas dingin, soalnya Rui sama sekali gak mau duduk di tempat yang sudah disediakan. Biasaa… anak itu khan suka “inspeksi” kalau memasuki tempat yang baru. Jadi dia ngider melulu, aku sampe keluar keringat dingin berusaha mbujuk dia supaya mau duduk manis. Anak2 lain? Wuah, pada manis manis… kayaknya sudah banyak dilatih ya sebelumnya. Trus interview dimulai.

Pertama kepsek nanya ke anak anak, berturutan: namanya siapa, umur berapa. Lalu pertanyaan yang gampang, kayak suka makan apa, suka binatang apa dll. Berikut ini wawancara antara kepsek dan Rui (yang waktu itu setelah dipaksa paksa, mau juga duduk, tapi di pangkuan bapak-nya bukan di kursinya sendiri).

Kepsek : “Namanya siapa?”
Rui : “Rui”
- duh, padahal anak2 lain udah bisa nyebut nama lengkap dng family name nya

Kepsek : “Umurnya berapa?”
Rui : “Segini (sambil nunjukkin 3 jari)”
- duh… duh….
Kepsek : “Oh tiga tahun ya. Rui, suka makanan apa?”
Rui : “Nasi putih”
- hihihi, emang bener sih.

Kepsek : “Rui suka mainan apa?”
Rui : “Balok” (balok lego maksudnya)
- ehm… lumayan, kalo suka main balok khan kedengarannya intelek.
- Hihi, ini mah pendapat pribadi mamanya Rui.

Kepsek : “Rui, di rumah punya binatang peliharaan?”
Rui : “Punya”
- aku & suami saling melirik, wong di rumah gak melihara binatang kok.
Kepsek : “Melihara binatang apa?”
Rui : “Gajah!!”
- whoaaa, semua pada ngakak. Wes raiku abang ireng.

Interview nya Rui bisa dibilang lancar. Walaupun ada jawaban yang tergolong ajaib, tapi ya namanya juga anak anak. Masih lumayan lah Rui bisa jawab. Anak laki laki yang dapat giliran setelah kita, malah gak mau jawab sama sekali, kepalanya disembunyiin terus di pangkuan mamanya. Syukur juga Rui bisa jawab waktu ditanya namanya. Sudah agak lama dia kalo ditanya namanya, jawabannya selalu “onichan” artinya kakak lelaki (padahal adiknya juga belum dapet dapet tuh, hihi). Sebulanan ini aku latih terus, kalau ditanya nama, jawab Sasai Rui ya, walaupun hasilnya di depan kepsek dia hanya bisa sebut nama panggilan aja, tapi aku anggap lumayan lah.

Pada akhirnya yang belepotan aku sama bapak-e Rui. Di pikiran kita sudah penuh dengan hal Rui aja, deg deg an bisa lancar gak nanti Rui njawab pertanyaan. Akibatnya kita blas lupa bahwa interview itu juga nyangkut orang tua segala. Dan kita gelagepan waktu tahu2 kepsek nanya ke kita, “apa sih prinsip kalian dalam mendidik anak”. Ha…ah! Kita berdua jadi pandang pandangan dengan mesra… eh, enggak dhing, dengan kebingungan tepatnya. Akhirnya bapak-e Rui terbata bata (sembari mikir) njawab pertanyaan itu “prinsipnya… anu.., pokok-nya kita gak mau membatasi Rui, apa yang dia lakukan, asal tidak berbahaya dan tidak merugikan orang lain, kita bebaskan Rui berkreasi”. Walah… grogi banget. Mana kita dengar juga jawaban dari para ortu yang lain, wuih semua pada bisa menjawab dengan sempurna.

Kita awalnya pada belepotan gitu, jadi pertanyaan berikutnya jadi kesandung sandung rasanya. Aku berasa jadi pucat dan mau pingsan rasanya, waktu ada pertanyaan, “sebagai ortu kelebihan apa yang kalian temui dari anak anak kalian”. Ortu yang lain pada bagus bagus jawabannya, ada yang njawab “anak saya sangat suka tersenyum. Dengan senyumnya saya bisa mendapat energi lebih menghadapi kehidupan ini”. Ada lagi yang njawab “anak saya begitu memperhatikan orang lain, setiap ketemu orang tidak lupa mengucapkan salam”. Huuuahh. Kita berdua panik berat, apa nih kelebihannya Rui. Aneka pikiran bersliweran dalam otak kita. Akhirnya bapak-e Rui hanya njawab singkat aja “anak saya sangat aktif”.

Wes keluar dari ruang interview kita rasanya capek dan lemes banget.

Selesai interview, kita berdua digiring balik ke ruang tunggu. Sedang Rui dimasukkin ke kelas bersama anak anak yang lain untuk diamati tingkah lakunya. Was was juga kita, takut kalo nama kita dipanggil seandainya Rui nangis. Tapi ternyata gak ada masalah, padahal waktu pengamatan lumayan lama, satu jam.

Ketika Rui sudah diantar ke tempat kita kembali, aku tanyain dia, tadi disuruh apa aja. Rui jawab, dikasih crayon trus disuruh nggambar. Aku tanya lagi, dia nggambar apa. Rui jawab, nggambar monster!! Walah, anakku… anakku… kok jawabannya selalu ajaib.

Akhirnya ya gitu deh, Sabtu malam kita tidur dengan harap harap cemas nungguin hasil interview. Aslinya kita udah gak pede banget, pasrah. Dan ternyata emang hasilnya gak lolos. Kesimpulan akhirnya, kita jadi belajar juga dari pengalaman ini, dalam hal apapun, jangan sampai lupa untuk mempersiapkan diri sendiri untuk menghadapi hal hal tak terduga. Selama ini kita terlalu fokus sama Rui aja, Rui bisa anteng gak, Rui begini, Rui begitu… padahal seharusnya kita sendiri juga harus lebih bisa mempersiapkan diri.

3 comments:

Susan Harsono said...

hahaha Rui dan monster nya ;)
bukannya anak yg stress, malah pa/ma nya yg stress ya waktu cari sekolah TK buat si anak hihihi..
pengalaman deh...lain kali biar lebih pinter ngadepin test
cium buat Rui...

Niken said...

Trims infonya! walah...kok serem bgt ya interviewnya. Itu kan br TK gitu lho..kok pake baju formal segala, apa krn swasta ya? blm pernah ikutan interview khusus begitu sih..shock deh.
ya sudahlah, masuk TK pemerintah jg gpp, bagus jg kan. Yg penting TKnya cocok buat Rui yg aktif (jgn masukin TK kyk deket rmhku, ada kelas sado, upacara minum teh, ga cocok bgt buat Rui deh).

imoet said...

ahahahahahahahahahhhhh ngakak baca rui dan binatang piaraannya. onok2 ae reeek

Lilypie Kids Birthday tickers
Lilypie Third Birthday tickers
DaisypathAnniversary Years Ticker