Monday, October 29, 2007

Aki

Aki, musim gugur di Hokkaido datang begitu cepat. Bulan ini dedaunan mulai menguning. Lembah, hutan dan belukar seolah ber-metamorfosa, dengan genitnya memberikan penampakan wajah yang lain. Ketika kita berkunjung ke danau suasananya pun sungguh autumn. Menyenangkan sekali berjalan di atas guguran daun kering.

Area danau tetap aja ramai dengan turis manca. Tapi kita sungguh senang bisa nemu tempat parkir gratis yang letaknya sangat dekat dengan danau tapi terpisah dari bus bus besar pariwisata. Gak sengaja sih kita nemunya, gara gara bapaknya Rui pengen nyoba2 rute jalan baru, eee.. gak tahunya malah nemu tempat parkir gratis. Sepertinya juga yang parkir di sana kebanyakan penduduk dekat, terlihat dari plat nomornya yang banyak dari Hakodate sendiri ato Sapporo (cuma mobil kita aja yang platnya Narashino, ketauan banget pendatang jauh wilayah Tokyo, hehe).

Musim panas Agustus kemarin waktu kita main ke danau ini, kita sempatin naik boat gedhe bareng turis lain. Tapi kemarin kita coba hal baru, nyewa boat kecil berbentuk bebek-bebek-an yang jalannya di air dengan cara kita kayuh seperti sepeda. Setengah jam kita muter muter di danau, cukup bikin kaki serasa gempor. Mana Rui maunya pegang handle setir, sehingga “bebek”nya seolah mabuk gak bisa jalan lurus, belok belok terus ke kanan kiri, saking semangatnya Rui muter2 setir.

Capek naik “bebek”, kita langsung kelaparan berat. Balik lagi ke mobil, ambil bekal makanan dan kita piknik di hamparan daun kering. Rui banyak sekali makannya, dan dia juga asyik ngumpulin dongguri – biji bijian pohon. Selesai makan, kita sempatin jalan jalan lagi, ngasih waktu Rui buat bebas mungutin daun kering dan melompat lompat di tanah yang lembut.

Dalam perjalanan pulang, Rui langsung teler. Ah, musim cepat sekali berganti. Kalau musim dingin tiba nanti, pengen main lagi ke danau. Pasti “wajah” danau bakal berubah lagi.

Wednesday, October 24, 2007

Wednesday, October 10, 2007

Wish List

Belakangan ini aku pengen punya barang barang di bawah ini.

Bread-Maker
Helena bilang, selain utk bikin roti tawar, kelebihan alat ini bisa buat nguleni adonan. Wow canggih, dan sangat membantu orang orang pemalas kayak aku ini yang suka pengen bikin bikin kue kering tapi males nguleni adonan. Seandainya punya breadmaker berarti bisa gampang dong kalo mau bikin roti, bikin pizza, ato bikin nan – roti India.

Oven model baru
Kalo adonan roti ato pizza tersedia, berarti kudu beli oven baru yang bagus. Karena oven di rumah sama sekali gak oke, pemanasnya cuma di bagian belakang aja, kalo buat memanggang pastinya bantat, walopun piring panggangan nya bisa berputar sekalipun.

Kacamata baru
Sejak ada Rui, sudah tiga kali aku ganti kacamata. Kalo gak gagang melengkung ditendang Rui, pernah juga patah diduduki, ato bagian kacanya dipegang pegang sampai coatingnya hilang dan baret baret. Kacamata yang sekarang aja sudah sering kali miring (padahal sebisa mungkin aku lepas kacamata kalo lagi “gulat” sama Rui. Tapi teteup aja gak bisa menghindari kecelakaan). Sebisa mungkin kacamata yang ini masih aku pertahankan, karna pikirku kalo beli baru pasti juga nanti cepat rusak lagi. Mau pakai softlens, tambah repot lagi, males juga harus ngutek2 mata waktu pasangnya. Jadi tambah pengen kacamata baru, yang gagangnya sekuat baja deh.

Dear Santa, I ‘ve been very nice and polite girl. Especially lately. I hope I am still on your good list. I am desperate to see my presents soon. (Hohoho…)

Thursday, October 04, 2007

Masa Kecil

Sama mamanya Oline ditodong buat bikin PR. Ini cerita tentang masa kecilku.

Masa Kecil
Yang paling diingat, rasanya aku dulu kok sering banget pindah rumah. Dari rumah kontrakan di Banjaran – yang lantai dapurnya bergema kalo kita loncat di atasnya, konon ada lubang kuburan di bawahnya, hiiiiiiiiiii…. Trus pindah ngontrak ke Tosaren, kenanganku buruk di sini, karena ada anak tetangga yang sudah agak besar, suka tahu tahu nyium aku kalo lagi main di luar. Hih, jijik. Karena hal ini aku jadi takut keluar rumah, kalo pas disuruh ibuk beli sesuatu di warung seberang jalan, pasti aku bakalan menjalaninya dengan berdebar debar, dan kalau dari kejauhan kelihatan anak “jahanam” itu langsung aku terbirit birit balik lagi ke rumah.
Dari rumah Tosaren, trus numpang tinggal ke rumah Embah di jalan Thamrin sebentar. Setelah itu pindah ke Perumnas, barulah di sini bisa tenang tinggal di rumah sendiri, gak pindah pindah lagi.

TV
Seingatku waktu tinggal di Banjaran, di rumah belum punya tv. Kalau pengen nonton tv, harus numpang di rumah tetangga. Yang aku ingat, aku suka banget sama iklan shampoo (?) atau mungkin cat rambut ya? Merek Gardena. Pokoknya ada wanita berambut lurus panjang hitam yang berlari larian – dalam hatiku, seandainya aku bisa punya rambut seindah itu, hihi, berarti dari dulu aku terobsesi dengan rambut lurus ya, secara aku brintik dari lahir.
Setelah punya TV sendiri, acara favorit di rumah paling2 Si Unyil, Ria Jenaka dan Aneka Ria Safari.

Minum Susu
Rasanya aku dulu gak minum susu setiap hari. Tapi bukan berarti aku gak doyan susu. Seringnya sih kita dikasih susu dari Budhe (kakaknya bapak) yang punya sapi perah. Gak hanya susu aja, kita juga sering dikasih tahu susu. Gak tahu deh, gimana bikinnya. Yang jelas tahu ini terbuat dari susu, bentuknya putih padat gitu. Setelah digoreng bisa jadi lauk atau cemilan.

Sepeda
Waktu belum punya sepeda sendiri, sudah pengen bisa naik. Akhirnya sama bapak suka diajak ke rumah budhe, pinjam sepeda sodara buat belajar. Setelah bisa barulah dibeliin sepeda sendiri. Sepeda pertamaku berwarna merah, tak kasih nama Jolly (aku dulu suka banget ngasih nama pada barang2ku. Tahu gak, boneka beruangku ada yang bernama Gloria Marthawati, hehe). Sepeda merahku ini suatu hari tahu tahu berubah warna jadi biru, karna dicat sama adikku yang lagi iseng, hehe.

Tas sekolah
Yang paling inget sih waktu SD punya tas presiden yang model koper itu. Trus tasnya ditempeli stiker nama segala. Haha, waktu itu lagi ngetrend sekali ya. Selain tas itu, aku sudah gak punya jejak ingatan tas tas lain.

Majalah
Suka banget sama majalah bobo, tapi seingatku jarang beli. Kalo pengen baca baca biasa pinjem aja di perpustakaan. Apalagi bapak kerja di sekolah, kalo pas liburan pun aku bisa enak pinjam2 buku perpustakaan. Mangkanya aku pernah bercita cita punya perpustakaan sendiri, alangkah enaknya hidup ditimbuni buku, begitu bayanganku dulu, hehe.

Jajanan dan Duit Jajan
Seringnya sih beli krupuk upil yang diolesi sambel manis di warung dekat rumah. Atau beli mie goreng (yang porsinya dikiiiit banget) dibungkus daun pisang di kantin sekolah. Duit jajan dulu berapa ya, sudah gak ingat lagi.

Ngefans
Aku dulu ngefans banget sama Julius Sitanggang dan (alm) Richie Ricardo, hihi isin aku, sampai kirim kirim surat segala, dan norak banget senengnya waktu dapat balasan.

Nge-mall
Wah, di Kediri dulu gak ada mall. Diajak jalan jalan ke Jalan Doho aja rasanya udah seneng banget.

Diomelin.
Yang suka ngomelin aku dulu malah ibuk, bukan bapak. Bapak khan kerja melulu, pulang sekolah juga masih ada jadwal kasih les ke sana sini sampai jam 9 malam. Yang memantauku belajar dan bikin PR di rumah ya ibuk. Seringnya aku diomeli karena aku khan bodho banget ngapalin perkalian. Wah, rasanya ibuk dulu lebih serem daripada guru kelasku sendiri.

Wis, itulah sedikit nostalgia masa kecilku.
Lilypie Kids Birthday tickers
Lilypie Third Birthday tickers
DaisypathAnniversary Years Ticker