Monday, June 30, 2008

Mudik

Ini postingan pertama dari tanah air. Sudah seminggu kita jejakkan kaki kembali di bumi pertiwi. Seperti biasa Rui jadi bentol bentol digigitin nyamuk & serangga, kulitnya juga udah jadi item. Saben hari dia sibuk dengan sepeda barunya yang ijo itu dan begitu banyak anak anak tetangga yang jadi teman barunya.

Walopun begitu nafsu makan Rui tetep sama aja, malah kayaknya lebih baik daripada di jepun. Kapan hari aku coba timbang, berat badannya udah naik 1 kg!! Kalo emaknya sih udah gak punya nyali buat nimbang badan, sudah pasti naik deh wong setiap saat gak pernah berhenti mengunyah unyah. Dan sepertinya di rumah adaaa… aja makanan yang tersedia, gak jarang pula ada kiriman plenggong dari bulik, atau ote-ote dari tetangga. Belum lagi makanan makanan langka yang menanti untuk kusantap, mulai dari pecel bunga turi, rebusan daun ketela, bothok simbukan, aneka jerohan…. Gimana gak tambah bunder nih.

Hari Sabtu kemarin aku dapat kesempatan untuk ketemu Susan, temen semasa SD yang dengan keajaiban teknologi bisa ketemu lagi setelah terpisah puluhan tahun. Beruntung sekali kita berdua sesama blogger, ya San. Bryan, anaknya Susan juga bisa kenalan sama Rui. Walaupun aku sempat gak enak juga tuh sama mamanya Susan, lha wong Rui kayak gitu lho, baru pertama kenal juga udah berani naik2 motor, manjat manjat pintu, bikin Bryan nangis… wess gak tahu malu deh.

Masih banyak rencana rencana yang pengen aku lakukan selama pulang di negri sendiri. Semoga semuanya berjalan lancar deh.

Monday, June 16, 2008

Akhir Pekan

Akhir pekan ini penuh acara. Sabtu, aku sama Rui ke rumahnya Imoet, ketemu sama Nova juga disana. Akhirnya bisa jumpa darat juga dengan mereka setelah beberapa kali tertunda. Kalo sama Imoet udah rencana mau ketemuan sejak di Hokkaido tapi gak jodoh melulu. Lagi lagi aku mengalami “keajaiban” hidup di jaman modern. Bisa ketemu teman yang sama sama pernah tinggal di Surabaya. Nova juga dulu kuliahnya di Surabaya, sedang Imoet sama sama satu kampus denganku walaupun beda jurusan (dan beda angkatan… duh agak2 merasa gimana gitu dipanggil “mbak” sama Imoet, padahal emang asline umurku udah buanyak, hihi).

Sayang sekali Kiyo-nya Nova gak ikut. Rui hanya bisa mainan sama Iki aja. Seperti biasa Rui selalu aja “berkelebihan energi”, beberapa kali Iki didorong dorong sama Rui (aduuuh, maaf ya Iki). Untung aja Iki tetep mesam mesem dengan ramahnya, gak sampai nangis walopun dijajah Rui. Hehe. Jadi inget masa masa tinggal di Hokkaido, aku bisa jadi bungkuk berkali kali harus minta maaf sama ibu ibu yang lain, saking Rui selalu aja bisa bikin salah satu dari temen temennya nangis.

Oh ya, aku sempat dikasih krupuk blinjo sama Imoet. Pagi tadi tak goreng trus dimakan sama nasi putih anget. Sedaaaap. Untung aja bapak-e Rui luar kota lagi, kalo seandainya dia tahu penampakan piringku, bisa bisa dia shock kali ya. Makan kok cuma sama krupuk, tapi ini khan krupuk istimewa, gak bakalan nemu deh di seantero jepun. Hehe. Makasih ya, Moet.

Hari Minggu, aku butuh belanja keperluanku mudik nanti. Jadi Rui tak kasih ke bapaknya deh. Mereka berdua pergi ke Urayasu lihat festival Sanja-Matsuri yang diadakan setiap 4 tahun sekali. Pulang dari lihat festival, bapak-e Rui langsung kelihatan capek dan berkeringat. Sedang Rui masih tetap bugar dengan energi ekstranya. Dengan bangganya dia pamerin ikan mas kecil hasil mancing di bazaar. Waduh, tuh ikan udah keliatan lemes banget, berenang miring di plastik kecil yang kelihatan lecek setelah diguncang guncang Rui. Kasihan banget deh, pagi tadi ikan nya mati.

Photo di bawah photo2 waktu lihat festival. Rupanya Rui sempat ketemu sepupunya, si Ryota. Senang juga lihat kondisi Tomoko chan (istri adik iparku) yang semakin baik, walaupun rambutnya masih belum tumbuh setelah beberapa kali kemoterapi, tapi paling gak dia sudah bisa kembali menikmati hari hari bersama keluarga.

Thursday, June 12, 2008

Pelajaran Baru

Dua hari kemarin migrainku kumat. Tulang punggung terasa panas membara terutama di sekitar leher, mual berterusan, kepala berat sebelah berdenyut denyut dan mata kiri berair jadi sensitive dengan pancaran sinar matahari, sinar televisi&komputer. Pokoknya merana banget kalo didatengin penyakit menyebalkan ini.

Syukurlah Rui gak banyak bertingkah, gak protes walaupun aku gak bisa ngajak dia maen keluar. Mungkin dia merasa aneh sendiri, karena emaknya yang biasanya suka ngomel dan segarang macan, jadi lemes tak bertenaga bagai seonggok gombal.

Ketika aku meringkuk di sofa sambil meringis ringis “menikmati” denyutan di kepalaku, Rui cukup anteng mainan di dekatku. Dia seneng juga bisa ngerjain aku – peralatan dokter-dokteran nya disebar di meja, trus aku dijadiin pasiennya. Dadaku ditutul tutul pakai stetoskop sambil bergumam sendiri “moshi moshi… moshi moshi…”, ketiakku di masukkin thermometer lalu dengan serius nya dia baca bagian suhunya sambil ngomong “taihen!!” (=wah, berat nih!). Walah le… le…

Di saat lain, Rui berusaha menghiburku dengan memainkan piano mainannya. Walaupun suara dentingan piano yang nadanya gak karuan itu sungguh membuat kepalaku serasa di-penthungi wong sak kampung, tapi kuhargai juga usahanya dengan respon lemes “pinteeerr….”. Dan senyum Rui pun terlihat begitu bangga yang membuatnya semakin semangat menghentakkan jarinya. Wadoh le… le….

Sakit emang gak enak, apalagi kalo sendirian gini (bapak-e Rui lagi lagi harus kerja luar kota), tapi ada pelajaran yang bisa aku ambil. Ternyata kalau aku santai dan gak bentak bentak Rui, Rui pun jadi anteng juga. Buktinya selama 2 hari itu aku sama sekali gak punya energi buat marah, hasilnya Rui lebih damai hatinya dan gak usil. Memang sih jadi ibu itu gak gampang, apalagi jadi ibu yang penyabar. Tapi dengan pengalaman kemarin, aku bertekad untuk jadi lebih sabar daripada sekarang. Belajar untuk menarik nafas 3x sebelum aku ngomel, sebelum aku teriaki Rui. Gak gampang. Tapi aku mau belajar.

Sunday, June 08, 2008

Gajah

Sabtu ini kita ngajak Rui ngelihat gajah ke Ichihara Elephant Kingdom. Perjalanan dari rumah kalau lancar hanya makan waktu sejam-an, tapi di toll kemarin sempat kena macet lumayan panjang. Jadi kita sampai di Ichihara udah agak siangan. Begitu masuk parkiran, langsung deh tercium bau bau khas kebon binatang yang langsung mengingatkan aku pada bau kandang sapi, hehe.

Karena nama kebon binatangnya Elephant Kingdom, aku pikir bakal nemuin puluhan gajah di sana, tapi ternyata tidak sodara sodara, gajahnya gak sampai 10 ekor. Dan selain itu banyak binatang2 lain yang tinggal di sana. Emang sih pertunjukkan utama yang ditampilkan didominasi gajah, pawang gajahnya rata rata orang Thailand semua. Bapaknya Rui (dan aku sendiri) sangat terpesona waktu ngelihat sepak bola gajah. Gak sangka tuh gajah pada pinter nendang bola, mana kekuatannya gak kira kira lagi sampai kadang kadang bolanya (yang juga segedhe “gajah” itu) melesat ke deretan penonton.

Rui? Rui juga lumayan exciting bisa lihat gajah beneran, pertama pertama aja sih… setelah agak lama dia jadi bosen juga, dan lebih tertarik buat ngasih sayuran ke binatang binatang lain. Dasar anak kecil.

Eh, Rui ada kemajuan lho. Ketika di Hakodate beberapa waktu yang lalu, Rui histeris ketakutan waktu mau kita naikkin ke kuda poni. Eee… di Ichihara kemarin, gak sangka Rui sendiri yang antusias banget mau naik Onta. Iya, Onta!! Padahal khan onta nya lumayan gedhe, tapi dia nyante aja langsung nemplok pegangan punuk onta sambil cengar cengir. Turun dari onta, langsung deh Rui ku jadi berbau onta. Pfffiuh.

Sepulang dari lihat gajah, baru ketahuan ada miss-call di handphone. Ternyata dari Heni, dia nawarin kalio nangka, waaaa….ah berkah dari surga, mau banget. Inilah salah satu keindahan punya tetangga yang demen masak, kita jadi sering kecipratan, hehe. Dan ternyata kita gak cuma dapat kalio nangka tapi ada bonus rendangnya segala. Waaaa matur nuwun, matur nuwun…. Masakan Indonesia benar benar jadi penutup hari Sabtu yang menyenangkan.
Lilypie Kids Birthday tickers
Lilypie Third Birthday tickers
DaisypathAnniversary Years Ticker