Saturday, September 29, 2007

A long long trip to Asahiyama Zoo

Ini cerita tentang perjalanan panjang tamasya kita ke Asahiyama Zoo.

Kita berangkat dari rumah Hakodate hari Jumat, rencananya pagi pagi mau start, tapi ternyata Rui sampai 9 pagi masih molor juga. Heran deh, kalo pas gak ada rencana pergi, pastilah Rui sejak jam 6 pagi sudah pencilatan di kasur. Terpaksa deh, kita bangunin, kalo gak gitu bisa telat nanti berangkatnya.

Di dalam mobil, Rui masih jinak (mungkin juga masih males karna baru bangun tidur), dia anteng aja ngguntingi kertas origami pakai gunting plastiknya. Di tengah perjalanan sebelum masuk tol, tepatnya di daerah Yakumo (Ya= delapan, Kumo= awan. Delapan Awan, nama yang cukup unik), kita sempat mampir di tempat istirahat pinggir jalan. Beli jus, makan siang dikit trus sempat juga ngajak Rui main perosotan di taman. Setelah itu perjalanan berlanjut lewat tol.

Tengah hari kita sampai di Noboribetsu. Mau check in kok tanggung, masih siang, jadi kita mampir ke Marine Park semacam sea-world gitu. Di loket tiket tertera harga tiket 2.300 yen per orang. Mahal bleh. Tapi no-problem, karna kita bakal nginep di hotel Mahoroba, kita gak perlu bayar tiket. Kita cukup lapor nama aja di loket, trus kita langsung dikasih tiket tanpa bayar, tanpa ditanya identitas segala macam pula – segitu percayanya ya…

Marine Park ini lumayan menarik. Rui puas bisa lihat ikan, ada show lumba lumba dan show singa laut juga. Dan yang menarik ada parade pinguin. Luttuuunyaaaa, lihat pinguin pada baris, mana model jalannya khan sempoyongan gitu. Hihi.

Sorenya setelah puas menghabiskan waktu di Marine Park, barulah kita check in di Mahoroba. Hotelnya lumayan gedhe, dan ketauan kalo banyak turis asing yang nginep rombongan di sini. Pegawai hotel yang nganter kita sampai ke kamar malah bukan orang Jepang, mungkin orang Taiwan, bahasa Jepangnya bagus sih dan sangat sangat sopan, cuma logatnya aja masih kelihatan asing.

Selesai check in, kita keluyuran aja di seputaran hotel, nunggu waktu dinner. Dan waktu makan malam kita gila gilaan deh, lha wong ala prasmanan gitu. Aku langsung kalap lihat tumpukan kepiting rebus. Mana di meja lain ada steak, aneka dim sum, trus ikan segar, sup, belum lagi dessertnya, ada buah segar, kue, pudding, es krim… wah, gak peduli deh walopun sampai harus buka kancing celana jeans, hihi.


Sabtu pagi, kita buruan sarapan trus check out. Mobil masih kita titipin di hotel, trus kita jalan kaki dikit dilanjut naik rope-way (kereta gantung) ke atas gunung lihat beruang di Kuma Bokujo. Di bonbin ini gak ada binatang lain selain beruang, khas Hokkaido gak sih… Kita bisa beli roti keras ato potongan wortel… bukan, bukan buat cemilan kita, tapi buat para beruangnya. Lucu deh, beruangnya pasti langsung berpose memohon mohon kalo lihat ada pengunjung bawa plastik isi makanan tadi.

Puas ngasih wortel ke para beruang, kita keluyuran sebentar di musium beruang, juga ke kompleks rumah adat suku Ainu (suku asli Hokkaido). Sebenarnya di salah satu rumah adat tsb lagi ada pertunjukkan musik tiup tradisional, tapi begitu masuk, Rui langsung heboh, jerit jerit minta keluar. Gimana Rui gak girap girap, wong emang ruangannya tertutup gitu, jendela yang ada kecil banget, sedang dalam ruangan ada perapian ala jaman dulu, sehingga ruangannya jadi penuh asap. Akhirnya kita cukup ngambil photo di luar aja.

Habis gitu kita turun lagi naik rope-way. Dari atas rope-way kita lihat di kejauhan ada danau yang lumayan besar dan begitu biru, langsung aja bapaknya Rui ngajak mampir ke sana pula. Jadinya setelah ambil mobil dari parkiran hotel, kita masih blusukan nyari danau tadi. Gak sampai lama kita muter muter di jalanan yang kiri kanannya hutan belukar dan di sana sini ada rambu peringatan “awas beruang”, sampailah kita di danau. Sayang nama danaunya sudah lupa. Yang jelas gak banyak pengunjung di sana. Danau nya bersih dan luaaaa….aas, seperti laut aja. Sempat ada “kecelakaan” karena Rui yang sudah tak terkendali, melesat lari ke dalam air masih lengkap dengan sepatu. Ya, basah kuyup jadinya. Mana ternyata airnya dingin banget.

Puas main di danau, kita makan siang di mobil, trus masuk jalan tol deh. Rui yang sudah capek, langsung teler. Untunglah bagi kita karna perjalanan lewat toll masih sangat jauh. Melampaui Sapporo, melampaui kota kota kecil lain dan sampailah kita ke kawasan Asahiyama Zoo. Tapi hari itu kita belum ke bonbin. Pertama harus nyari hotelnya, yang ternyata terletak nun jauh diapit gunung. Sore itu kita check in. Main di onseng – pemandian air panas, makan malam (lagi lagi ala prasmanan. Wuah jengis-khan nya huenak. Itu lho daging domba yang dibakar ala barbeque). Habis gitu langsung molor deh.

Minggu pagi, kita buruan bangun pagi, sarapan (prasmanan again, lagi lagi menimbun lemak), trus cabut ke Asahiyama Zoo. Oh ya, sama hotel kita dikasih servis “passport” masuk ke Asahiyama Zoo, yang bakal berlaku sampai bulan Maret tahun depan. Sempat rasan rasan sama suami, meskipun ada passport ke bonbin, tapi kalo naik mobil lagi enggak mau deh, bisa patah tulang kali ya kalo harus mengalami untuk yang kedua kali.

Sesampai di bonbin, ya ampuuuun, pengunjungnya banyak banget. Dimana mana ngantri, udah kayak ke DisneyLand aja deh antriannya. Kayaknya aku terlanjur berharap terlalu “muluk” untuk bonbin ini. Kalo lihat di tv sepertinya binatang2 yang ada di sana pada “penuh semangat hidup”, berlarian atau bergelantungan di kandang yang luas dan lengkap atributnya. Kenyataannya, ya sama aja lah dengan binatang2 yang ada di bonbin lain. Macan nya pada nyantai, beruang kutub nya lebih banyak molor, chimpanzee dan orang utannya juga males malesan nangkring di atas. Perasaan binatang di bonbin sama aja ya, namanya juga dikurung, walopun kurungannya terbuat dari emas sekalipun, tetep aja hidup mereka jadi gak bebas.

Sekali lagi hatiku serasa diparut waktu lihat orang utan di sana (gak tahu deh aku kok sensitive banget sama orang utan, sama binatang lain gak segitu gitu amat). Aku selalu merasa kasihan sama orang utan di bonbin, rasanya mereka seperti dicabut dari akarnya, dipisahkan dari tanah asalnya. Dan malangnya mereka gak bakalan bisa kembali lagi. Kalo kayak aku walaupun terpisah jauh dari Indonesia, tapi masih bisa pulang, masih bisa ngelihat tanah kelahiranku, tapi mereka, para orang utan itu… pastilah di dalam hatinya ada kerinduan untuk pulang ke hutan aslinya di Indonesia sana. Ihik.

Kembali ke laptop…. Di bonbin saking banyaknya pengunjung, rasanya kita gak bisa nyantai melihat lihat, Rui juga keliatan bete banget. Dia rasanya sudah cukup puas bisa ngasih makan kijang, ngelus kambing, dan membaui kandang kelinci. Habis gitu dia malah asyik naik mobil mobil-an di taman bermain anak anak. Ealah… jauh jauh bermobil sampai ke sini, buat Rui yang paling menarik ya tempat mainan anak anak aja. Tapi paling gak kita sudah buat satu kenangan lagi selama di Hokkaido. Walupun badan serasa remuk redam juga, paling gak suatu hari nanti kita bisa mengenang perjalanan ini, mengagumi “keberanian” kita menempuh perjalanan panjang, dan menyaluti mobil kita yang mungil itu tapi tahan banting, hehe.

Minggu malam kita sampai di rumah Hakodate. Besoknya aku kena flu berat. Dan ternyata flu ini bergilir ke Rui, lalu ke suami… benar2 perjalanan yang menguras tenaga.

2 comments:

imoet said...

lohhh...kita juga baru balik dari asahiyama zoo. tanggal 25 sama 26 kemaren. sama ama rui...jauh2 dateng dari tokyo, si iki malah girangnya ama mainan mobil2an disono (@_@)

Susan Harsono said...

wah asik ya bisa jalan2, meski cape tapi kan puasssssss :)

Lilypie Kids Birthday tickers
Lilypie Third Birthday tickers
DaisypathAnniversary Years Ticker