Wednesday, October 05, 2011

Kepercayaaan Diri

Setiap bulan, sekolah Rui membagikan selebaran untuk dibaca para wali murid. Topik bulan ini mengenai menumbuhkan rasa percaya diri pada anak anak.

Ada suatu episode di dalam kelas, guru memberi soal di papan tulis, lalu mempersilahkan para murid untuk menjawabnya. Beberapa anak langsung mengacungkan jari, dan guru menunjuk anak "A" untuk menulis jawabannya di papan tulis. Ketika anak "A" selesai menulis jawabannya, anak2 lain berkomentar "salah, salah".

Gurunya meminta anak2 lain untuk diam sebentar. Kemudian bertanya ke anak "A" - "coba terangkan prosesnya bagaimana kamu bisa menuliskan jawaban itu". Setelah mendengar penjelasan anak "A", guru beralih ke murid murid "kalian semua sudah mendengar penjelasan A, bagaimana pendapat kalian?". Seorang murid menjawab " proses pemikirannya benar, tapi jawabannya salah". Guru kembali beralih ke "A" - "proses pemikiranmu bagus. Cara penyelesainnya saja yang kurang benar. Tapi kamu hebat sudah berani maju ke papan tulis untuk menerangkan jawabanmu".

Kesimpulannya guru menerima proses pemikiran anak "A", walaupun hasil akhirnya salah, tapi guru tetap memuji keberaniannya untuk tampil ke depan.

Pendidikan anak bukan hanya untuk menerangkan 20 + 20 = 40, bukan melulu ilmu pasti, tapi dalam bidang pendidikan, keberanian dan rasa percaya diri untuk mengungkapkan pendapat adalah sesuatu hal yang patut mendapat pujian.

Di banyak ruang kelas di Jepang sering dijumpai puisi yang dibuat oleh Makita Shinji, terjemahan bebasnya seperti di bawah ini:

Ruang kelas adalah tempat untuk berbuat salah
Semuanya berani mengacungkan jari


Katakan pendapat yang salah
Katakan jawaban yang salah
Jangan takut berbuat salah
Jangan ketawakan sesuatu yang salah


Pendapat yang salah, jawaban yang salah,
sebaiknya begini, sebaiknya begitu,
semua mengemukakan pendapat
Semuanya berdiskusi untuk menemukan kebenaran
Dengan demikian semua bisa berkembang dan bertumbuh


Rasanya postingan ku kali ini serius sekali. Tapi kalo dipikir pikir memang di masa sekarang ini, banyak orang takut berbuat salah, banyak orang takut dicap salah, takut mengungkapkan pendapat, sehingga anak anak pun jadi kehilangan rasa kepercayaan diri.

Seandainya di dalam kelas, seorang anak mengacungkan jari, menulis jawaban di papan tulis, trus ternyata jawaban nya salah, dan guru langsung menunjuk anak yang lain, tanpa memberi kesempatan bagi anak yang salah untuk menjelaskan jawabannya .... bila pengalaman seperti ini berlanjut, bisa dipastikan anak tersebut akan takut untuk berbuat salah dan kehilangan kepercayaan dirinya.

Tidak hanya di dalam kelas saja, di lingkungan keluarga pun pasti menemui hal seperti ini. Solusi nya bukan hanya sekedar memberi pujian saja. Tapi setiap kali anak mencoba hal yang baru, sekecil apa pun usaha anak, alangkah baiknya kalau orang tua menerima dengan lapang dada. Usaha yang kecil pun akan jadi pondasi bagi pertumbuhan anak, rasa percaya diri akan menumbuhkan kepuasan diri, dan kepuasan diri akan mendorong anak untuk mencoba hal2 yang baru pula menuju proses dewasa.

Hmmm, memang mendidik anak bukan lah hal yang mudah. Pendidikan juga bukan tugas sekolah saja, bukan melulu mengikuti kurikulum saja. Sekolah, keluarga, lingkungan... semua berpengaruh dalam membesarkan manusia2 kecil ini.

(Ada kalanya aku merasa gamang juga, apakah aku bisa membesarkan anak2 ku dengan baik. Pusinggg... tapi seperti kata suami "adalah suatu kebahagiaan, kalo kamu pusing dgn pendidikan anak2, seandainya kita gak punya anak pasti gak bakal bisa merasakan `kebahagiaan` ini". Benar juga ya. Ngomongin soal anak pasti gak bakal habis deh pusingnya, tapi dengan bertumbuhnya anak, kita pun bisa bertumbuh juga lebih maju lagi).

1 comment:

Yang Kung said...

Hebat...,memang begitulah cara mendidik dan menumbuhkan kemampuan anak terhadap perkembangan dirinya .Sehingga anak tidak di vonis dan dihakimi bahwa ia tidak "mampu".Setiap anak punya talenta yang harus dikembangkan dengan penuh kesabaran dan kasih.
Biasanya pada awal-awal pembelajaran para guru dan orangtua masih dengan sabar menggunakan tehnik seperti ini .Masalah selanjutnya ,guru hilang kesabarannya karena mengejar target materi pelajaran yg harus selesai dalam semester,sehingga rasanya tidak bisa santai mengikuti "alon-alon angger kelakon " .Orang tua sendiri juga ikut penasaran anaknya ketinggalan dlm pembelajaran di sekolah ,maka ikutan irama KBM di kelasnya dan "stress" .Makanya dalam mendidik anak perlu kerja sama yg baik antara orang tua ,guru dan sekolah {terutama Dep.Pendidikan yg mengeluarkan kurikulumnya ].
Namun eyang tetap mendukung Tehnik Pembelajaran seperti di atas dalam menumbuhkan karakter dan jiwa anak .
Selamat mendidik anak2 kita dengan penuh kesabaran dan kasih .

Lilypie Kids Birthday tickers
Lilypie Third Birthday tickers
DaisypathAnniversary Years Ticker