Hari Minggu, setelah dari Yotsuya kemarin rasanya gak pengen pergi jauh jauh deh. Karena itu kita putusin mau ke perpustakaan Urayasu aja, nyari yang adem adem (hasil survey pribadi : AC di perpus dinginnya lebih mantap dibanding AC di dept. store). Sesampai di perpus, baru kita ingat di sebelah gedung perpus ada Urayasu Folk Museum, iseng aja kita ke sana, wong tiket masuknya gratis ini, hehe.
Museum ini merupakan gambaran kota Urayasu di masa lalu, yang terkenal dengan desa nelayan. Ada perahu kayu dan perkampungan rumah rumah lawas. Perahunya bisa kita naiki, kita juga bebas memasuki rumah kuno yang ada di sana. Yang mengesankan, rumah2 kuno yang ada di sana adalah sumbangan dari masyarakat Urayasu sendiri, dan yang disumbangkan gak hanya bangunan rumahnya saja (mulai dari atap, dinding sampai toilet pun ada) tapi lengkap pula dengan perabotan kuno (ada pesawat telpon lawas, radio, kulkas jadul dari kayu, dll). Sehingga kita rasanya seperti menjelajah waktu, terlempar ke masa lalu.
Aku bayangkan pastinya anak cucu dari orang yang menyumbangkan rumah tuanya itu bakal bangga sekali, karena rumah leluhurnya disimpan dan dirawat di museum.
Gak terasa cukup lama kita habisin waktu melihat lihat rumah kuno, sampai kita lupa bahwa sebenarnya hari ini kita mau nyari adem di perpus. Tapi gak pa pa lah, Rui kayaknya juga puas melihat banyak hal baru dan unik, dia juga lumayan asyik bermain dengan alat permainan kuno, naik egrang, main gasingan, dll. Hari Minggu ini berlalu dengan cepat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment