Sejak tinggal di Jepang aku jadi jarang beli buku atau majalah. Alasannya, pertama karena nyimpannya ribet. Kalau sudah menumpuk jadi menuh menuhi rumah Jepang yang mungil ini, kalaupun mau dibuang kok sayang juga. Alasan kedua karena tanpa beli sendiri pun, aku bisa pinjem dari perpustakaan kota.
Perpus di kotaku ini terhitung lengkap dan servis nya sangat memuaskan. Kalau minjam buku, majalah, atau CD gak dipungut biaya apa apa. Bahkan kalau males pergi ke perpustakaan pusat, kita bisa akses ke site nya, nyari buku yang kita ingini, order dan buku yang kita maksud bisa dikirim ke perpustakaan cabang yang terdekat dengan rumah kita, dan kita tinggal ngambil ke sana. Pokoknya aku jadi terbiasa memanfaatkan jasa perpustakaan kota.
Ketika novel pertama Harry Potter terbit, aku juga gak tertarik buat beli, wong bisa pinjem dari perpus. Emang sih, resiko nya kalau untuk buku yang laris gitu, kita harus ngantri, karena persediaan bukunya terbatas sedang yang pengen pinjam juga banyak. Mangkanya biasanya aku telat baca novel2 populer yang lagi ngetrend karena harus ngantri itu.
Sampai akhirnya seri terakhir dari Harry Potter keluar, lagi lagi aku harus ngantri. Harry Potter and the Deathly Hallows di release pertengahan tahun 2007. Tapi versi bahasa Jepangnya baru keluar setahun kemudian yaitu pertengahan tahun 2008. Sejak musim panas tahun kemarin aku sudah masukkin namaku dalam daftar antrian perpustakaan, dan waktu itu aku dapat nomor urut seratus sekian. Emang aku pilih buat pinjam versi Jepangnya, karena otakku sudah tumpul dengan bahasa Inggris, setiap baca novel bahasa Inggris pasti langsung puyeng. Hehe.
Dan akhirnya minggu kemarin giliran ku untuk baca novel Harry Potter datang juga. Nunggunya setengah tahun lebih!! Lha emang yang ngantri banyak. Itu pun dengan jangka waktu peminjaman yang dibatasi hanya 2 minggu, karena di belakangku masih banyak yang nunggu di antrian. Padahal lagi seri terakhir ini dibagi dalam 2 buku, buku pertama dan buku kedua. Jadinya sejak minggu kemarin aku ngebut mati matian. Kalau ada waktu senggang pasti langsung pegang novel, gak nonton tivi, gak mainan Nintendo, gak browsing internet…. Hasilnya buku pertama kelar juga, dan sekarang masih harus ngebut baca buku yang kedua, karena tanggal 10 nanti novelnya harus balik ke perpus. Buruan… buruan….
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
enak ya fasilitas di Jepun,disekolahan bpk kalau baca di internet harus cepet2an karena murid yg baca pakai kartu pulsa.Itupun harus antre perkelompok karena hanya ada 5 spedy.Kalau dirumah ya sa!puasnya.
Selamat baca sampai rembes ya.
Mbak Maria,
Hisasiburi!
Mbak, tinggalnya Urayasu'kan?
Kalo perpus Urayasu memang bagus banget.
menurutku, paling bagus dan lengkap di antara perpus publik di Jepang.
Dulu aku sempat bekerja di perpus publik. waktu itu sering baca ato dengar betapa bagusnya perpus Urayasu.
Selain servis yang lengkap, staf2 di sana juga pada specialis deh. itu perbedaan besar dg perpus publik lain.
tapi bagus nya, ada perpus bagus dekat rumah.
Kalo aku, perpus terdekatnya kecil, jadi buku2nya sangat kurang!
Ga pernah puas deh.
waaah..yg lagi seru baca harpot
jangan lupa masak buat rui ya hihihi
Mba Maria,
Gila..bacaannya bhs jepang..bhs kanji kah??
Hix kapan aku bisa berbahasa jepang. Tinggal 2 th aja kok yo ndak iso2 hehehe.
Di tiap daerah pasti punya perpus ya?Di Shin Misato ada sih, tp kecil, tp katanya ad alagi, cmn kalau bukunya bhs jepang mah ama ajah, yg dsini ada novel2 bhs inggris tp udah lamaaaa sekali. Paling pinjem jg buat Kiyo, tp dulu waktu msh bayi skg malas.
Emang perpusnya jepang bisa diakses ada biling..english gak?
trims ya Maria..sedih deh ga bakal ketemu bibi lg kalau pulang..
btw, aku dah baca buku ini lho, meskipun ringkasannya doang.. pake bhs inggris jdnya pusing..pasti aku ga sanggup baca yg nihongo deh. Perpus sana bagus ya.. kl perpus deket rumah (cabang), sedikit bukunya. Tapi lumayan daripada hrs ke shiyakusho..
Filmnya, tanoshimidane..
Post a Comment