Niatnya mau bikin pr lemparan dari Niken, tapi dari tadi mikir kok mbulet ae. Susah mau nentuin 8 resolusi untuk taon yang baru. Pertama mikir, resolusinya gak sampai lapan biji, tapi setelah dipikir pikir lagi lha kok resolusinya jadi membengkak lebih dari selusin (janji mau jadi ibu penyabar, janji lebih aktif ikut kegiatan luar rumah, dll) walah kok daftar-e jadi puanjang.
Akhirnya aku simpulkan aja resolusiku untuk tahun ke depan: Menghilangkan Sungut. Bukan berarti di atas kepalaku tumbuh sungut kayak Jimmy Jengkerik nya karakter Disney. Tapi aku bertekad untuk tidak lagi jadi orang yang suka bersungut sungut. Tahun 2007 ini aku merasa terlalu sering bersungut sungut. Bersungut sungut ketika harus pindah pindah ikut irama kerja suami (dari Urayasu-Ibaraki-Urayasu-Hokkaido). Bersungut sungut ketika Rui semakin gede dan keras kepala. Bersungut sungut ketika bosen di rumah (tapi males keluar rumah karena pastilah harus engkel-engkel-an sama Rui soal baju ganti, sepatu, etc dan meladeni kerewelannya). Bersungut sungut ketika pengen beli ini itu tapi keuangan mepet. Bersungut sungut ketika pengen kurus (tapi gak pernah bisa berhenti mengunyah). Bahkan untuk hal remeh temeh pun selalu bersungut sungut, dari soal peraturan buang sampah di rumah Hokkaido, sampai ke soal uban yang tambah banyak aja.
Semoga aja di tahun yang baru nanti, aku lebih bisa berlapang dada. Iklas dan bersyukur dengan keadaan yang ada.
Tahun 2006 dan 2007 begitu banyak “deai” (pertemuan) dan “wakare” (perpisahan). Bahkan Rui yang masih semuda itu banyak sekali menemui deai-to-wakare. Tinggal berpindah pindah dari satu kota ke kota lain plus 3x mudik ke Indonesia, bayangkan betapa banyaknya orang yang sudah ditemui dan bermacam perpisahan yang harus dia alami.
Bagiku tahun 2007 serasa cepat berlalu, begitu banyak kejadian yang terjadi. Yang paling dominan kejadian di keluarga suami. Betapa kita sangat bersedih ketika Tomoko san (istri dari adik suami) kena leukemia. Dan betapa bersyukurnya kita ketika bulan November kemarin akhirnya dia bisa dapat donor dan menjalani operasi, semoga proses penyembuhannya bisa berjalan lancar nantinya.
Sedang kejutan yang paling besar tahun ini adalah adikku menikah 15 Desember kemarin. Sampai sekarang rasanya masih kayak mimpi, adikku lanang satu satunya itu sekarang sudah jadi suami. Sempat merasa sedih karena dari dulu aku berharap untuk bisa menyaksikan hari di saat dia menikah. Tapi aku sudah gak mau menambah jumlah “sungut”ku, aku juga gak berhak mencampuri jalan hidupnya. So, aku hanya bisa mendoakan dan memberi selamat dari jauh aja.
Demikian kilasanku menyambut tahun yang baru nanti. Buat Niken, semoga gak kecewa, karena jawaban pr-nya sudah melenceng jauh. Jangan disetrap ya bu guru…hehe.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
Yuk, sama2 ngilangin sungut. Tp kl aku kyknya susaaah bgt deh, krn dah dr sononya doyan bersungut :-)
Happy New Year yaa!! Mudah2an tahun depan bisa main bareng lagi ya, Rui!!
happy new year ya.. kalo sungut sih samaan, malah aku sungutnya panjang nih :)
hahaha... ternyata pada punya sungut semua nih. Aku pikir cuma aku saja ibu bersungut di dunia ini. Aniwei, bersungut dari sononya, sungut panjang ato pendek, wahai komunitas-sungut mari kita sambut tahun baru dengan gagah berani. Hihi.
Post a Comment