Seminggu kemarin tanggal merah beruntun, liburan Golden Week di Jepang. Walaupun suami juga libur, tapi kayak tahun2 kemarin juga, kita gak berencana bepergian jauh. Kenji san saben hari bangunnya telat mlulu, paling gak jam 10-an baru dia melek. Aku? Tetep aja harus bangun cepet karena gak betah digangguin Rui yang udah kayak ayam jago aja, jam 6 pagi tet pasti sudah langsung “berkukuruyuk” eh bertingkah macem2 supaya mamanya yang berlagak jadi putri-tidur ini bangun.
Kalau diurut seperti ini deh, begitu bangun Rui bisik bisik di telingaku dengan manisnya “mama…. Mama…”. Biasanya aku masih pura pura tidur (walaupun kuping sudah basah kena ludahnya Rui). Karena sleeping-beauty nya gak bangun, Rui mulai nyium2 hidungku sampai terasa geli pengen bersin. Dan kalau aku terus berakting tidur, Rui pun berubah jadi atlet gulat dengan teknik menjatuhkan badannya ke atas perutku. Yah, mau gak mau harus bangun deh, gak peduli Golden Week ato gak. Herannya taktik itu gak berlaku buat suami. Dia mah tidurnya kebo, diapain aja sama Rui kalau suami belum mau bangun ya tetep aja molor. Kok bisa ya, heran deh.
Pada suatu hari di masa liburan Golden week itu. Ketika suami dengan segarnya bangun pagi (gimana gak seger, wong molor sampai jam 10), dia dengan semangatnya bilang, yuk ke kebon binatang. Aku sih ogah ogahan, sudah lemes dari jam 6 pagi bergulat dengan Rui. Mbayangin kebun binatang Ueno pasti juga padat pengunjungnya. Tapi akhirnya ikut juga bersiap siap, setelah lihat muka Rui yang kegirangan lumpat lumpat sambil ngoceh “panda… panda…”. Demi anak deh.
Sempat sebel sih, waktu berangkat, Rui yang sudah guanteng dengan celana pendek lungsuran dari Mia san, bikin ulah, nyemplung di kubangan air depan apartemen (kok ya pas halaman depan apartemen barusan dibersihin, disiram air, jadi di sana sini terbentuk kubangan air). Wah, celananya Rui jadi kuyub. Terpaksa balik lagi ke rumah, ganti baju. Sudah gitu Rui rewel pol gak mau naik di boncengan sepeda, maunya naik baby-car. Akhirnya kita jalan kaki aja sampai ke eki. Di perjalanan gak tahunya Rui ketiduran di baby car, rupanya dia sudah ngantuk berat, gak heran kalau dia jadi banyak ulah.
Sampai di Ueno, seperti yang sudah aku bayangkan, pengunjung lumayan padat. Mau lihat panda aja sampai ngantri panjang, padahal panda nya cuek lagi tidur telentang. Herannya Rui gak begitu antusias, padahal waktu berangkat dia sepertinya seneng banget mau lihat panda. Rui paling semangat waktu lihat gajah. Cukup lama juga kita ngendon di depan kandang gajah. Setelah itu kita muter lihat gorilla (Rui nyebutnya Koala), lihat macan putih, jerapah, kuda nil, kura kura Galapagos, komodo, ular, tokek…. Hiiiiih. Pokoknya kita cukup banyak lihat binatang, aku pun cukup (rasanya lebih dari cukup juga) membaui bau kebun binatang. Hooeek. Pulang dari Ueno langsung pusing tujuh keliling. Rui? Rui malamnya panas. Bukan karena kesambet lho, tapi mungkin karna kecapekan aja, lha orang dewasa aja mabok apalagi anak kecil ya.
Kalau diurut seperti ini deh, begitu bangun Rui bisik bisik di telingaku dengan manisnya “mama…. Mama…”. Biasanya aku masih pura pura tidur (walaupun kuping sudah basah kena ludahnya Rui). Karena sleeping-beauty nya gak bangun, Rui mulai nyium2 hidungku sampai terasa geli pengen bersin. Dan kalau aku terus berakting tidur, Rui pun berubah jadi atlet gulat dengan teknik menjatuhkan badannya ke atas perutku. Yah, mau gak mau harus bangun deh, gak peduli Golden Week ato gak. Herannya taktik itu gak berlaku buat suami. Dia mah tidurnya kebo, diapain aja sama Rui kalau suami belum mau bangun ya tetep aja molor. Kok bisa ya, heran deh.
Pada suatu hari di masa liburan Golden week itu. Ketika suami dengan segarnya bangun pagi (gimana gak seger, wong molor sampai jam 10), dia dengan semangatnya bilang, yuk ke kebon binatang. Aku sih ogah ogahan, sudah lemes dari jam 6 pagi bergulat dengan Rui. Mbayangin kebun binatang Ueno pasti juga padat pengunjungnya. Tapi akhirnya ikut juga bersiap siap, setelah lihat muka Rui yang kegirangan lumpat lumpat sambil ngoceh “panda… panda…”. Demi anak deh.
Sempat sebel sih, waktu berangkat, Rui yang sudah guanteng dengan celana pendek lungsuran dari Mia san, bikin ulah, nyemplung di kubangan air depan apartemen (kok ya pas halaman depan apartemen barusan dibersihin, disiram air, jadi di sana sini terbentuk kubangan air). Wah, celananya Rui jadi kuyub. Terpaksa balik lagi ke rumah, ganti baju. Sudah gitu Rui rewel pol gak mau naik di boncengan sepeda, maunya naik baby-car. Akhirnya kita jalan kaki aja sampai ke eki. Di perjalanan gak tahunya Rui ketiduran di baby car, rupanya dia sudah ngantuk berat, gak heran kalau dia jadi banyak ulah.
Sampai di Ueno, seperti yang sudah aku bayangkan, pengunjung lumayan padat. Mau lihat panda aja sampai ngantri panjang, padahal panda nya cuek lagi tidur telentang. Herannya Rui gak begitu antusias, padahal waktu berangkat dia sepertinya seneng banget mau lihat panda. Rui paling semangat waktu lihat gajah. Cukup lama juga kita ngendon di depan kandang gajah. Setelah itu kita muter lihat gorilla (Rui nyebutnya Koala), lihat macan putih, jerapah, kuda nil, kura kura Galapagos, komodo, ular, tokek…. Hiiiiih. Pokoknya kita cukup banyak lihat binatang, aku pun cukup (rasanya lebih dari cukup juga) membaui bau kebun binatang. Hooeek. Pulang dari Ueno langsung pusing tujuh keliling. Rui? Rui malamnya panas. Bukan karena kesambet lho, tapi mungkin karna kecapekan aja, lha orang dewasa aja mabok apalagi anak kecil ya.
1 comment:
kikikik..ternyata Rui panjang akal nya kalo mau bangunin mamanya ya. Gimana dah sembuh belum Rui? odaijinine!
Post a Comment